BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Jumat, 23 April 2010

“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu)

Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Di antara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)


Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya: "Pria mendapatkan istri-istri bidadari di Surga, lalu wanita mendapatkan apa?

Jawaban:
Para wanita akan mendapatkan pria ahli Surga, dan pria ahli Surga lebih afdhal dari pada bidadari. Pria yang paling baik ada di antara pria ahli Surga. Dengan demikian, bagian wanita di Surga bisa jadi lebih besar dan lebih banyak daripada bagian pria, dalam masalah pernikahan. Karena wanita di dunia juga (bersuami) mereka mempunyai beberapa suami di Surga. Bila wanita mempunyai 2 suami, ia diberi pilihan untuk memilih di antara keduanya, dan ia akan memilih yang paling baik dari keduanya



Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati. Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Di antaranya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

“(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad : 15)

POSISI WANITA DALAM ISLAM

Wanita tidak bisa dilepaskan dari hak dan kewajibannya.Berbicara tentang hak dan kewajiban wanita dalam islam,ada dua dimensi islam :
hak dan kewajiban wanita yang 'SAMA' dan 'BERBEDA' dengan hak dan kewajiban pria ISLAM MEMANUSIAKAN WANITA

Islam datang disaat bangsa romawi sibuk dengan berbagai aktivitas dan seminar yang merendahkan martabat wanita.Islam datang untuk memanusiakan wanita sebagaimana islam memanusiakan pria.

Secara manusiawi,Allah menciptakan manusia dalam dua jenis yang berbeda,wanita dan pria,namun menakdirkannya untuk hidup berdampingan dalam masyarakat.mengapa?
Pria dan wanita adalah manusia.Sebagai manusia,mereka memiliki potensi hidup yang sama,yakni:

1. kebutuhan jasmani (physical needs/hajat al udwiyah)
~makan,minum,tidur,buang hajat,dll
2. naluri-naluri (instincts/ghoro'iz),antara lain :
* naluri beragama (religious instinct/ghorizah at tadayyun)
~islam,yahudi,kristen,budha,hindu,dll

*naluri melestarikan keturunan (race instinct/ghorizah an nau')
~mencintai dan dicintai

*naluri mempertahankan diri dari rasa takut dan dominasi orang lain (existing instinct/ghorizah al baqa)
~ingin jadi no 1,berkuasa,egois,dominan dari orang lain
3. akal--sebagai tempat manusia berfikir sebelum beramal untuk meraih target dan tujuan tertentu,dan dalam mengamalkan syariahNya.
oleh karena itu,hanya manusia berakal saja yang diminta mengamalkan syariahNya dan bertanggung jawab atas sejauh mana ia mengamalkan syariahNya di yaumil hisab

Berdasarkan potensi hidup yang sama diatas,maka hak dan kewajiban wanita adalah sama dengan hak dan kewajiban pria sebagai hamba Allah (muslim dan muslimah)
seperti dalam :

1.PERINTAH :
Allah mewajibkan muslim dan muslimah untuk :
~shalat,berpuasa ramadan,berzakat,dan berhaji serta beribadah
~beradab dalam makan,minum,berpakaian,akhlaqul kariimah
~bermu'amalah dengan sesama manusia sesuai hukum Allah,dalam aspek pendidikan,ekonomi,hukum dan peradilan,sosial kemasyarakatan (pergaulan wanita dan pria),pemerintahan,pelimpahan pembayaran hutang,dll
~melakukan amar ma'ruuf nahi munkar (dawah) dan bergabung dengan jamaah yang memperjuangkan syariahNya secara kaffah (Qs ali imran : 104)
~menuntut ilmu agama dan dunia
~dsb

2.LARANGAN
Allah melarang muslim dan muslimah untuk :
~berjudi,mendekati zinah apalagi berzinah,minum khamr,makan harta riba,dsb
~berhukum pada selain hukum Allah
~dsb
jika muslim dan muslimah meninggalkan kewajiban dan melanggar pantangan/laranganNya,mereka dikenai sanksi

inilah dimensi islam 'menyamakan' hak dan kewajiban wanita dengan hak dan kewajiban pria dari sisi wanita sebagai manusia dan hamba Allah


ISLAM MEWANITAKAN WANITA

Secara kodrati,wanita berbeda dengan pria
wanita cenderung bersikap lemah lembut,berpotensi mengandung,melahirkan dan menyusui serta melakukan pekerjaan wanita yang ini tidak dimiliki pria
Di satu sisi,islam mengajarkan,dengan perbedaan kodrat tersebut,pria dan wanita bekerjasama mewujudkan generasi islam cemerlang dalam rumah tangga yang islami (sakinah,mawwadah,warrahmah) dan generasi mujahid yang kelak akan memperjuangkan tegaknya syariah Allah di muka bumi.
Di sisi lain,dengan perbedaan kodrat tersebut,Allah menurunkan beberapa hukumNya yang berbeda diantara pria dan wanita,seperti :
1. peradilan~kesaksian 1 pria=kesaksian 2 wanita
2. waris~bagian wanita setengah bagian pria
3. pergaulan/sosial masyarakat~aurat pria berbeda dengan aurat wanita,pakaian pria berbeda dengan pakaian wanita,termasuk larangan pria menggunakan kain sutra dan emas sementara hal ini diperbolehkan bagi wanita,dan larangan pria menyerupai wanita atau sebaliknya
4. penetapan mahar sebagai kewajiban seorang pria atas calon istrinya dan hak seorang wanita atas calon suaminya
5. kewajiban pria menafkahi istrinya dan hak wanita untuk dinafkahi suaminya
6. kewajiban wanita mentaati suami (dalam batas syariahNya) dan hak suami untuk ditaati istrinya (dalam batas yang sama)
7. kemubahan pria berpoligami sementara keharaman wanita untuk melakukan hal itu (karena dikhawatirkan bisa merusak nashabnya)
8. salah satu syarat 'wajib' menjadi seorang pemimpin negara adalah seorang laki-laki muslim bukan wanita
9. hukum-hukum yang dikhususkan bagi wanita seperti : fikih wanita
10.dsb...

inilah dimensi islam 'membedakan' hak dan kewajiban wanita dengan hak dan kewajiban pria dari sisi fungsi dan peran wanita sebagai wanita itu sendiri
maka,peran wanita dalam islam : al ummu wa rabatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga)
peran pria dalam islam : al qawwam alaa nisaa' (kepala rumah tangga)
PERAN BESAR WANITA DALAM MENENTUKAN GENERASI BERKUALITAS ISLAM

Melihat kelahiran dan perkembangan islam yang begitu pesat sejak pertama kali diwahyukan Allah hingga yaumil akhir,semua ini tidak bisa dilepaskan dari realitas bahwa wanita berperan besar dalam menentukan generasi berkualitas islam yang mampu membesarkan agama Allah di muka bumi.
untuk pertama kalinya,para generasi emas islam yang pernah dan akan selalu ada,mendapat pelajaran tentang hidup : 'dari mana hidup?untuk apa hidup?akan ke mana setelah hidup berakhir?' bukan dari sekolah tapi dari ibu sebagai guru pertama dan utama mereka

Syaikh Muhammad al-’Utsaymīn pernah ditanya, “Jika seorang wanita dari kalangan ahli surga belum pernah menikah di dunia, atau ia menikah namun suaminya tidak masuk surga, maka siapakah yang akan bersama wanita itu (di surga)?”

Beliau menjawab, “Jawaban atas pertanyaan ini dapat diambil dari keumuman firman Allah Ta’ālā:

وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ نُزُلاً مِّنْ غَفُورٍ رَّحِيم

“Dan bagi kamu di dalamnya (akhirat) apa yang kamu inginkan dan bagi kamu (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Rabb yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Fushshilat [41]: 31-32)

Juga dari (keumuman) firman Allah Ta’ālā:

وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُون

“Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 71)

Jika seorang wanita termasuk ahli surga dan ia belum pernah menikah (di dunia), atau ternyata suaminya (di dunia) tidak termasuk ahli surga, maka apabila wanita itu memasuki surga niscaya ia akan mendapati bahwa di surga ada pria-pria yang juga belum menikah (di dunia), yang mana pria-pria tersebut memiliki istri-istri dari kalangan bidadari dan wanita-wanita dunia—jika mereka menghendaki dan jiwa mereka menginginkan hal itu. Maka begitu pula yang kita katakan terkait dengan wanita tadi—(yaitu) apabila ia belum memiliki suami (di dunia) atau ia memiliki suami di dunia namun suaminya tidak masuk surga bersamanya—bahwa apabila ia ingin menikah maka ia pasti akan mendapatkan apa yang ia inginkan tersebut, berdasarkan keumuman ayat-ayat di atas. Pada saat ini saya belum mendapati nash yang khusus dalam permasalahan ini, dan ilmu adalah milik Allah Ta’ālā.” [Fatāwa al-'Aqīdah, hal. 312]“Termasuk hal yang umum diketahui bahwa pernikahan termasuk perkara yang paling diinginkan oleh jiwa, dan hal ini terealisir bagi penduduk surga, baik laki-laki maupun wanita.”

Kamis, 22 April 2010


Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada kemudahan dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun rupamu, seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. Syukurilah sebagai nikmat Allah yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu.

Jumat, 16 April 2010


ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :

1. Bertakwa.

2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.

3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.

4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.

5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.

6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.

7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.

8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.

9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.

10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.

11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.

12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).

13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.

14. Berbakti kepada kedua orang tua.

15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.

Kamis, 15 April 2010

wanita adalah kunci kebaikan suatu umat. Wanita bagaikan batu bata, ia adalah pembangun generasi manusia. Maka jika kaum wanita baik, maka baiklah suatu generasi. Namun sebaliknya, jika kaum wanita itu rusak, maka akan rusak pulalah generasi tersebut.Menjaga Kehormatan Dengan Berhijab

Berhijab merupakan kewajiban yang harus ditunaikan bagi setiap wanita muslimah. Hijab merupakan salah satu bentuk pemuliaan terhadap wanita yang telah disyariatkan dalam Islam. Dalam mengenakan hijab syar’i haruslah menutupi seluruh tubuh dan menutupi seluruh perhiasan yang dikenakan dari pandangan laki-laki yang bukan mahram. Hal ini sebagaimana tercantum dalam firman Allah Ta’ala:

وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ

“dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya.” (Qs. An-Nuur: 31)

Mengenakan hijab syar’i merupakan amalan yang dilakukan oleh wanita-wanita mukminah dari kalangan sahabiah dan generasi setelahnya. Merupakan keharusan bagi wanita-wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam untuk meneladani jejak wanita-wanita muslimah pendahulu meraka dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam masalah berhijab. Hijab merupakan cermin kesucian diri, kemuliaan yang berhiaskan malu dan kecemburuan (ghirah). Ironisnya, banyak wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam keluar di jalan-jalan dan tempat-tempat umum tanpa mengenakan hijab, tetapi malah bersolek dan bertabaruj tanpa rasa malu. Sampai-sampai sulit dibedakan mana wanita muslim dan mana wanita kafir, sekalipun ada yang memakai kerudung, akan tetapi kerudung tersebut tak ubahnya hanyalah seperti hiasan penutup kepala.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

“Semoga Alloh merahmati para wanita generasi pertama yang berhijrah, ketika turun ayat:

“dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya,” (Qs. An-Nuur: 31)

“Maka mereka segera merobek kain panjang/baju mantel mereka untuk kemudian menggunakannya sebagai khimar penutup tubuh bagian atas mereka.”

Subhanallah… jauh sekali keadaan wanita di zaman ini dengan keadaan wanita zaman sahabiah.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa hijab merupakan kewajiban atas diri seorang muslimah dan meninggalkannya menyebabkan dosa yang membinasakan dan mendatangkan dosa-dosa yang lainnya. Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya hendaknya wanita mukminah bersegera melaksanakan perintah Alloh yang satu ini.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan tidaklah patut bagi mukmin dan tidak (pula) bagi mukminah, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, kemudian mereka mempunyai pilihan (yang lain) tentang urusan mereka, dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36)

Mengenakan hijab syar’i mempunyai banyak keutamaan, diantaranya:

1. Menjaga kehormatan.
2. Membersihkan hati.
3. Melahirkan akhlaq yang mulia.
4. Tanda kesucian.
5. Menjaga rasa malu.
6. Mencegah dari keinginan dan hasrat syaithoniah.
7. Menjaga ghirah.
8. Dan lain-lain.